Home

Kamis Putih

a0a69046bf6d764739c9c86100a7d96f_yesus-membasuh-kaki-muridnya-300x225

Kamis Putih adalah hari Kamis sebelum Paskah, pada Hari Raya Pekan Suci ini umat Kristen mempunyai tradisi memperingati Perjamuan Malam Terakhir (The Last Supper) dan pembasuhan kaki para murid Yesus atas dua belas rasul. Perayaan Kamis Putih juga merupakan saat terakhir Yesus berkumpul dan makan bersama sebelum kematian-Nya  di kayu salib. Hari ini adalah salah satu hari terpenting dalam kalender Gereja. Ini adalah hari pertama dari hari raya Paskah, yang dimulai pada pukul 6 sore, dan berlangsung 7 hari.

Perayaan Kamis Putih juga dikenal sebagai Perayaan pembasuhan kaki dimana pada saat itu Yesus melakukan pembasuhan kaki kedua belas rasul-Nya. Menurut tradisi Yahudi pada zaman Yesus, pembasuhan kaki sudah biasa dilakukan oleh bawahan terhadap atasan atau budak terhadap majikan. Tetapi yang spesial disini, Yesus yang datang sebagai ‘Guru’ membasuh kaki ‘Murid-Nya’ sebagai bentuk kerendahan hati Yesus dalam pelayanan terhadap sesama tanpa pandang siapapun. Yesus melakukan pembasuhan kaki terhadap kedua belas murid-Nya, pekerjaan yang seharusnya tidak dilakukan oleh sang Guru terhadap murid. Tata gerak membasuh kaki ini menyimbolkan suatu teladan untuk merendahkan diri dan melayani.

Pembasuhan kaki yang dilakukan oleh Yesus adalah simbol penyerahan diri, pengampunan, pembersihan, pelayanan, pembaharuan, kerendahan diri dan hati, serta wujud kasih yang selalu ditanamkan Yesus dalam ajaranNya. Yesus bahkan membasuh kaki dan makan bersama dengan orang yang akan mengkhianati-Nya. Yesus tetap melakukan perayaan tersebut walaupun sudah tahu bahwa Ia akan dikhianati oleh murid-Nya sendiri. Yesus juga memberitahu kepada Petrus (salah satu dari kedua belas rasul) bahwa sebelum ayam berkokok, Petrus sudah menyangkal Dia tiga kali.

Upacara pembasuhan kaki adalah mengambil makna dari kebiasaan orang yahudi, dimana bagian yang kotor dari tubuh manusia harus dibersihkan lebih dahulu ; untuk orang yunani hal ini menunjukkan suatu kehinaan karena dilakukan oleh budak kepada tuannya (bawahan kepada atasannya). Ketika Yesus melakukan untuk murid-muridnya menjadi suatu pelajaran yang berharga, yakni ALLAH yang mau datang melayani umatNYA

Liturgi  dirayakan petang hari.

  • Hanya satu kali Misa saja. Dengan alasan yang masuk akal dan ijin uskup bisa dilaksanakan malam hari atau pagi hari.
  • Setelah Gloria, bel dan lonceng (benda-benda yang terbuat dari metal) tidak lagi dibunyikan sampai paskah.
  • Homili harus mengenai misteri Ekaristi dan mengenai hakekat Imamat dan ajaran cinta kasih.  Pembasuhan kaki 12 rasul.
  • Ada prosesi Sakramen Maha Kudus dalam sibori (boleh juga dengan monstran).
  • Tabernakel dikosongkan, dipindahkan pada tempat khusus untuk tuguran sampai tengah malam saja.
  •  Tuguran bukan berarti menunggu kuburan mayat Yesus, Yesus  baru mati besoknya. Tuguran bermakna doa dan berjaga bersama Yesus di Bukit Zaitun.
  • Altar dikosongkan. Patung-patung, gambar-gambar, ikon-ikon dan relief-relief ditutup dengan kain warna merah atau ungu. Tidak salah bila sudah ditutup pada hari Sabtu sebelum hari Minggu ke-5. Lampu-lampu atau lilin yang ada disekitar patung itu dimatikan.

Dalam abad ke-4 di Gereja Barat, kecuali di Roma, praktek membasuh kaki dilakukan pada ritus pembabtisan. Kemudian lenyap. Muncul kembali di biara-biara sebagai bentuk saling melayani dan saling mengabdi dan demi persaudaraan dalam komunitas.

Tahun 694 Konsili Toledo mewajibkan praktek pembasuhan kaki ini di seluruh Gereja Spanyol. Uskup dan imam harus melakukannya seperti Yesus Kristus melakukannya. (Ingat Uskup dan imam pada waktu itu adalah pribadi-pribadi yang “untouchable”)

Sejak abad ke-12 Roma mulai memberlakukannya. Misale Pius V tahun 1570 menempatkan ritus pembasuhan kaki ini pada akhir misa.

Tahun 1955 aturan Pekan Suci menempatkannya setelah Injil dan homili. Ritus ini hanya wajib dilakukn di Katedral-katedral saja.  Missale 1970 meneruskan praktek tersebut, bahkan diberlakukan untuk setiap gereja paroki.

Leave a comment